Wednesday, August 24, 2011

Bruno Mars - Grenade

Easy come, easy go, that's just how you liveOh, take, take, take it all but you never giveShould've known you was trouble from the first kissHad your eyes wide open, why were they open?


Gave you all I had and you tossed it in the trashYou tossed it in the trash, you didTo give me all your love is all I ever asked'Cause what you don't understand is

I'd catch a grenade for yaThrow my hand on a blade for yaI'd jump in front of a train for yaYou know I'd do anything for ya

I would go through all this painTake a bullet straight through my brainYes, I would die for you, babyBut you won't do the same

No, no, no, no

Black, black, black and blue, beat me 'til I'm numbTell the devil I said, hey, when you get back to where you're fromMad women, bad women, that's just what you are, yeahYou'll smile in my face then rip the brakes out my car

Gave you all I had and you tossed it in the trashYou tossed it in the trash, yes, you didTo give me all your love is all I ever asked'Cause what you don't understand is

I'd catch a grenade for yaThrow my hand on a blade for yaI'd jump in front of a train for yaYou know I'd do anything for ya

I would go through all this painTake a bullet straight through my brainYes, I would die for ya, babyBut you won't do the same

If my body was on fireOoh, you'd watch me burn down in flamesYou said you loved me, you're a liar'Cause you never, ever, ever did, baby

But darling, I'd still catch a grenade for yaThrow my hand on a blade for yaI'd jump in front of a train for yaYou know I'd do anything for ya

I would go through all this painTake a bullet straight through my brainYes, I would die for you, babyBut you won't do the same

No, you won't do the sameYou wouldn't do the sameOoh, you never do the sameNo, no, no, no

pacaran. ga. pacaran. ga.

Pertanyaan:
1. Apabila seorang muslim ingin menikah, bagaimana syariat mengatur cara mengenal seorang muslimah sementara pacaran terlarang dalam Islam?

2. Bagaimana hukum berkunjung ke rumah akhwat (wanita) yang hendak dinikahi dengan tujuan untuk saling mengenal karakter dan sifat masing-masing?

3. Bagaimana hukum seorang ikhwan (lelaki) mengungkapkan perasaannya (sayang atau cinta) kepada akhwat (wanita) calon istrinya?

Jawab :

Benar sekali pernyataan anda bahwa pacaran adalah haram dalam Islam. Pacaran adalah budaya dan peradaban jahiliah yang dilestarikan oleh orang-orang kafir negeri Barat dan lainnya, kemudian diikuti oleh sebagian umat Islam (kecuali orang-orang yang dijaga oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala), dengan dalih mengikuti perkembangan jaman dan sebagai cara untuk mencari dan memilih pasangan hidup. Syariat Islam yang agung ini datang dari Rabb semesta alam Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana, dengan tujuan untuk membimbing manusia meraih maslahat-maslahat kehidupan dan menjauhkan mereka dari mafsadah-mafsadah yang akan merusak dan menghancurkan kehidupan mereka sendiri.

Ikhtilath (campur baur antara lelaki dan wanita yang bukan mahram), pergaulan bebas, dan pacaran adalah fitnah (cobaan) dan mafsadah bagi umat manusia secara umum, dan umat Islam secara khusus, maka perkara tersebut tidak bisa ditolerir. Bukankah kehancuran Bani Israil –bangsa yang terlaknat– berawal dari fitnah (godaan) wanita? Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Telah terlaknat orang-orang kafir dari kalangan Bani Israil melalui lisan Nabi Dawud dan Nabi ‘Isa bin Maryam. Hal itu dikarenakan mereka bermaksiat dan melampaui batas. Adalah mereka tidak saling melarang dari kemungkaran yang mereka lakukan. Sangatlah jelek apa yang mereka lakukan.” (Al-Ma`idah: 79-78)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau (indah memesona), dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kalian sebagai khalifah (penghuni) di atasnya, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala memerhatikan amalan kalian. Maka berhati-hatilah kalian terhadap dunia dan wanita, karena sesungguhnya awal fitnah (kehancuran) Bani Israil dari kaum wanita.” (HR. Muslim, dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memperingatkan umatnya untuk berhati-hati dari fitnah wanita, dengan sabda beliau:

“Tidaklah aku meninggalkan fitnah sepeninggalku yang lebih berbahaya terhadap kaum lelaki dari fitnah (godaan) wanita.” (Muttafaqun ‘alaih, dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma)

Maka, pacaran berarti menjerumuskan diri dalam fitnah yang menghancurkan dan menghinakan, padahal semestinya setiap orang memelihara dan menjauhkan diri darinya. Hal itu karena dalam pacaran terdapat berbagai kemungkaran dan pelanggaran syariat sebagai berikut:

1. Ikhtilath, yaitu bercampur baur antara lelaki dan wanita yang bukan mahram. Padahal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjauhkan umatnya dari ikhtilath, sekalipun dalam pelaksanaan shalat. Kaum wanita yang hadir pada shalat berjamaah di Masjid Nabawi ditempatkan di bagian belakang masjid.

Dan seusai shalat, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiam sejenak, tidak bergeser dari tempatnya agar kaum lelaki tetap di tempat dan tidak beranjak meninggalkan masjid, untuk memberi kesempatan jamaah wanita meninggalkan masjid terlebih dahulu sehingga tidak berpapasan dengan jamaah lelaki. Hal ini ditunjukkan oleh hadits Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha dalam Shahih Al-Bukhari. Begitu pula pada hari Ied, kaum wanita disunnahkan untuk keluar ke mushalla (tanah lapang) menghadiri shalat Ied, namun mereka ditempatkan di mushalla bagian belakang, jauh dari shaf kaum lelaki.

Sehingga ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam usai menyampaikan khutbah, beliau perlu mendatangi shaf mereka untuk memberikan khutbah khusus karena mereka tidak mendengar khutbah tersebut. Hal ini ditunjukkan oleh hadits Jabir radhiyallahu ‘anhu dalam Shahih Muslim.

Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sebaik-baik shaf lelaki adalah shaf terdepan dan sejelek-jeleknya adalah shaf terakhir. Dan sebaik-baik shaf wanita adalah shaf terakhir, dan sejelek-jeleknya adalah shaf terdepan.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata: “Hal itu dikarenakan dekatnya shaf terdepan wanita dari shaf terakhir lelaki sehingga merupakan shaf terjelek, dan jauhnya shaf terakhir wanita dari shaf terdepan lelaki sehingga merupakan shaf terbaik. Apabila pada ibadah shalat yang disyariatkan secara berjamaah, maka bagaimana kiranya jika di luar ibadah? Kita mengetahui bersama, dalam keadaan dan suasana ibadah tentunya seseorang lebih jauh dari perkara-perkara yang berhubungan dengan syahwat. Maka bagaimana sekiranya ikhtilath itu terjadi di luar ibadah? Sedangkan setan bergerak dalam tubuh Bani Adam begitu cepatnya mengikuti peredaran darah . Bukankah sangat ditakutkan terjadinya fitnah dan kerusakan besar karenanya?” (Lihat Fatawa An-Nazhar wal Khalwah wal Ikhtilath, hal. 45)

Subhanallah. Padahal wanita para shahabat keluar menghadiri shalat dalam keadaan berhijab syar’i dengan menutup seluruh tubuhnya –karena seluruh tubuh wanita adalah aurat– sesuai perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surat Al-Ahzab ayat 59 dan An-Nur ayat 31, tanpa melakukan tabarruj karena Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang mereka melakukan hal itu dalam surat Al-Ahzab ayat 33, juga tanpa memakai wewangian berdasarkan larangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan Ahmad, Abu Dawud, dan yang lainnya :

“Hendaklah mereka keluar tanpa memakai wewangian.”

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga melarang siapa saja dari mereka yang berbau harum karena terkena bakhur untuk untuk hadir shalat berjamaah sebagaimana dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 53:

“Dan jika kalian (para shahabat) meminta suatu hajat (kebutuhan) kepada mereka (istri-istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam) maka mintalah dari balik hijab. Hal itu lebih bersih (suci) bagi kalbu kalian dan kalbu mereka.”

Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan mereka berinteraksi sesuai tuntutan hajat dari balik hijab dan tidak boleh masuk menemui mereka secara langsung. Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berkata: “Maka tidak dibenarkan seseorang mengatakan bahwa lebih bersih dan lebih suci bagi para shahabat dan istri-istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan bagi generasi-generasi setelahnya tidaklah demikian.

Tidak diragukan lagi bahwa generasi-generasi setelah shahabat justru lebih butuh terhadap hijab dibandingkan para shahabat, karena perbedaan yang sangat jauh antara mereka dalam hal kekuatan iman dan ilmu.

Juga karena persaksian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap para shahabat, baik lelaki maupun wanita, termasuk istri-istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri bahwa mereka adalah generasi terbaik setelah para nabi dan rasul, sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim. Demikian pula, dalil-dalil Al-Qur`an dan As-Sunnah menunjukkan berlakunya suatu hukum secara umum meliputi seluruh umat dan tidak boleh mengkhususkannya untuk pihak tertentu saja tanpa dalil.” (Lihat Fatawa An-Nazhar, hal. 11-10)

Pada saat yang sama, ikhtilath itu sendiri menjadi sebab yang menjerumuskan mereka untuk berpacaran, sebagaimana fakta yang kita saksikan berupa akibat ikhtilath yang terjadi di sekolah, instansi-instansi pemerintah dan swasta, atau tempat-tempat yang lainnya. Wa ilallahil musytaka (Dan hanya kepada Allah kita mengadu)

2. Khalwat, yaitu berduaannya lelaki dan wanita tanpa mahram. Padahal Rasululllah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Hati-hatilah kalian dari masuk menemui wanita.” Seorang lelaki dari kalangan Anshar berkata: “Bagaimana pendapatmu dengan kerabat suami? ” Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Mereka adalah kebinasaan.” (Muttafaq ‘alaih, dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

“Jangan sekali-kali salah seorang kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali bersama mahram.” (Muttafaq ‘alaih, dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma)

Hal itu karena tidaklah terjadi khalwat kecuali setan bersama keduanya sebagai pihak ketiga, sebagaimana dalam hadits Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma:

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka jangan sekali-kali dia berkhalwat dengan seorang wanita tanpa disertai mahramnya, karena setan akan menyertai keduanya.” (HR. Ahmad)

3. Berbagai bentuk perzinaan anggota tubuh yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

“Telah ditulis bagi setiap Bani Adam bagiannya dari zina, pasti dia akan melakukannya, kedua mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lidah(lisan) zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang, kaki zinanya adalah melangkah, sementara kalbu berkeinginan dan berangan-angan, maka kemaluan lah yang membenarkan atau mendustakan.”

Hadits ini menunjukkan bahwa memandang wanita yang tidak halal untuk dipandang meskipun tanpa syahwat adalah zina mata . Mendengar ucapan wanita (selain istri) dalam bentuk menikmati adalah zina telinga. Berbicara dengan wanita (selain istrinya) dalam bentuk menikmati atau menggoda dan merayunya adalah zina lisan.

Menyentuh wanita yang tidak dihalalkan untuk disentuh baik dengan memegang atau yang lainnya adalah zina tangan.

Mengayunkan langkah menuju wanita yang menarik hatinya atau menuju tempat perzinaan adalah zina kaki. Sementara kalbu berkeinginan dan mengangan-angankan wanita yang memikatnya, maka itulah zina kalbu.

Kemudian boleh jadi kemaluannya mengikuti dengan melakukan perzinaan yang berarti kemaluannya telah membenarkan; atau dia selamat dari zina kemaluan yang berarti kemaluannya telah mendustakan. (Lihat Syarh Riyadhis Shalihin karya Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, pada syarah hadits no. 16 22)

Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan janganlah kalian mendekati perbuatan zina, sesungguhnya itu adalah perbuatan nista dan sejelek-jelek jalan.” (Al-Isra`: 32)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

“Demi Allah, sungguh jika kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan jarum dari besi, maka itu lebih baik dari menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Ath-Thabarani dan Al-Baihaqi dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu, dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 226)

Meskipun sentuhan itu hanya sebatas berjabat tangan maka tetap tidak boleh. Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:

“Tidak. Demi Allah, tidak pernah sama sekali tangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyentuh tangan wanita (selain mahramnya), melainkan beliau membai’at mereka dengan ucapan (tanpa jabat tangan).” (HR. Muslim)

Demikian pula dengan pandangan, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman dalam surat An-Nur ayat 31-30:

“Katakan (wahai Nabi) kepada kaum mukminin, hendaklah mereka menjaga pandangan serta kemaluan mereka (dari halhal yang diharamkan) –hingga firman-Nya- Dan katakan pula kepada kaum mukminat, hendaklah mereka menjaga pandangan serta kemaluan mereka (dari hal-hal yang diharamkan)….”

Dalam Shahih Muslim dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata:

“Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan yang tiba-tiba (tanpa sengaja)? Maka beliau bersabda: ‘Palingkan pandanganmu’.”

Adapun suara dan ucapan wanita, pada asalnya bukanlah aurat yang terlarang. Namun tidak boleh bagi seorang wanita bersuara dan berbicara lebih dari tuntutan hajat (kebutuhan), dan tidak boleh melembutkan suara. Demikian juga dengan isi pembicaraan, tidak boleh berupa perkara-perkara yang membangkitkan syahwat dan mengundang fitnah. Karena bila demikian maka suara dan ucapannya menjadi aurat dan fitnah yang terlarang. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Maka janganlah kalian (para istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam) berbicara dengan suara yang lembut, sehingga lelaki yang memiliki penyakit dalam kalbunya menjadi tergoda dan ucapkanlah perkataan yang ma’ruf (baik).” (Al-Ahzab: 32)

Adalah para wanita datang menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan di sekitar beliau hadir para shahabatnya, lalu wanita itu berbicara kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan kepentingannya dan para shahabat ikut mendengarkan. Tapi mereka tidak berbicara lebih dari tuntutan hajat dan tanpa melembutkan suara.

Dengan demikian jelaslah bahwa pacaran bukanlah alternatif yang ditolerir dalam Islam untuk mencari dan memilih pasangan hidup. Menjadi jelas pula bahwa tidak boleh mengungkapkan perasaan sayang atau cinta kepada calon istri selama belum resmi menjadi istri.

Baik ungkapan itu secara langsung atau lewat telepon, ataupun melalui surat. Karena saling mengungkapkan perasaan cinta dan sayang adalah hubungan asmara yang mengandung makna pacaran yang akan menyeret ke dalam fitnah. Demikian pula halnya berkunjung ke rumah calon istri atau wanita yang ingin dilamar dan bergaul dengannya dalam rangka saling mengenal karakter dan sifat masing-masing, karena perbuatan seperti ini juga mengandung makna pacaran yang akan menyeret ke dalam fitnah. Wallahul musta’an (Allah-lah tempat meminta pertolongan).

Adapun cara yang ditunjukkan oleh syariat untuk mengenal wanita yang hendak dilamar adalah dengan mencari keterangan tentang yang bersangkutan melalui seseorang yang mengenalnya, baik tentang biografi (riwayat hidup), karakter, sifat, atau hal lainnya yang dibutuhkan untuk diketahui demi maslahat pernikahan.

Bisa pula dengan cara meminta keterangan kepada wanita itu sendiri melalui perantaraan seseorang seperti istri teman atau yang lainnya. Dan pihak yang dimintai keterangan berkewajiban untuk menjawab seobyektif mungkin, meskipun harus membuka aib wanita tersebut karena ini bukan termasuk dalam kategori ghibah yang tercela.

Hal ini termasuk dari enam perkara yang dikecualikan dari ghibah, meskipun menyebutkan aib seseorang. Demikian pula sebaliknya dengan pihak wanita yang berkepentingan untuk mengenal lelaki yang berhasrat untuk meminangnya, dapat menempuh cara yang sama.

Dalil yang menunjukkan hal ini adalah hadits Fathimah bintu Qais ketika dilamar oleh Mu’awiyah bin Abi Sufyan dan Abu Jahm, lalu dia minta nasehat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam maka beliau bersabda:

“Adapun Abu Jahm, maka dia adalah lelaki yang tidak pernah meletakkan tongkatnya dari pundaknya . Adapun Mu’awiyah, dia adalah lelaki miskin yang tidak memiliki harta. Menikahlah dengan Usamah bin Zaid.” (HR. Muslim)

Para ulama juga menyatakan bolehnya berbicara secara langsung dengan calon istri yang dilamar sesuai dengan tuntunan hajat dan maslahat. Akan tetapi tentunya tanpa khalwat dan dari balik hijab. Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin dalam Asy-Syarhul Mumti’ (130-129/5 cetakan Darul Atsar) berkata: “Bolehnya berbicara dengan calon istri yang dilamar wajib dibatasi dengan syarat tidak membangkitkan syahwat atau tanpa disertai dengan menikmati percakapan tersebut. Jika hal itu terjadi maka hukumnya haram, karena setiap orang wajib menghindar dan menjauh dari fitnah.”

Perkara ini diistilahkan dengan ta’aruf. Adapun terkait dengan hal-hal yang lebih spesifik yaitu organ tubuh, maka cara yang diajarkan adalah dengan melakukan nazhor, yaitu melihat wanita yang hendak dilamar. Nazhor memiliki aturan-aturan dan persyaratan-persyaratan yang membutuhkan pembahasan khusus .

Wallahu a’lam.

Semoga bermanfaat.
Salam Uhibbukum Fillah. 








*nb: mengutip dari fb seseorang yang tidak diketahui namanya.

Tuesday, August 23, 2011

because i'm a girl


Kiss - Because I'm a Girl


I just can't understand the ways. 
Of all the men and their mistakes.
You give them all your heart, and then they rip it all away.

You told me how much you loved me.
And how our love was meant to be.
And i believed in you, i thought that you would set me free.

(chorus)
You should've just told me the truth.
That i wasn't the girl for you.
Still i didn't have a clue.
So my heart depended on You.

Although i'll say 'i hate you' now.
Though i'll shout and curse you out.
I'll always have love for you.
Because i am a girl.

Been told a man will leave you cold.
Get sick of you and bored.
I know that it's no lie.
I gave my all still i just cry.
Never again will i be fooled, to give my all when nothing's true.
I won't be played again, but i will fall in love again.

(chorus) 
You should've just told me the truth.
That i wasn't the girl for you.
Still i didn't have a clue. 
So my heart depended on you.

Although i'll say 'i hate you' now.
Though i'll shout and curse you out.
I'll always have love for you.
Because i am a girl.

I loved you so.
Now you leave me in the cold.
How could this be, i thought that you'd only love me.
Into the night, i will pray that you're alright.
You hurt me so.
I just can't let you go.

(bridge)
You took advantage of my willingness to do anything for love.
Now i'm the only one in pain.
Will you please take it all away.

(chorus)
Never thought born being a girl.
How i can love you and be burned.
And now i will build a wall, to never get torn again.

Although i'll say 'i hate you' now.
Though i'll shout and curse you out.
I'll always have love for you.
Because i am a girl.

Although i'll say 'i hate u' now.
Though i'll shout and curse you out.
 I'll always have love for you.
Because i am a girl.

Well see you soon.....

keutamaan shalat tarawih

Gue tau, gue emang telat abis ngepost tentang keutamaan shalat tarawih ini, karna sekarang udah hari ke-24 kita ngejalanin shalat tarawih. Tapi yang namanya ilmu itu gak ada kata terlambat. Apapun informasi atau pelajaran yang benar kemudian kita sampaikan kepada orang lain dan dapat bermanfaat, insyaallah pahala yang kita dapat bisa mengalir terus menerus. Haasseeek. Udah mirip ustadzah belom sih kata-kata gue?

Gue dapat ilmu ini dari sekolah gue tercinta SMAI Nurul Fikri Boarding School #lengkap. Berhubung gue orangnya baik hati, tidak sombong, dan rajin tidur, jadi gue mau bagi-bagi ilmu yang udah gue dapatin ke kalian yang merasa belom tau. Ok cekidoooottt....

Ali bin Abi Thalib ra berkata, Rasulullah ditanya tentang keutamaan tarawih di bulan Ramadhan, lalu berkata:

  1. Orang mukmin keluar dari dosanya seperti saat dilahirkan ibunya.
  2. Ia san kedua orang tuanya diampuni jika keduanya mukmin.
  3. Seorang malaikat berseru dibawah Arsy "Mulailah beramal, semoga Allah mengampuni dosamu yang telah lewat".
  4. Dia mendapat pahala seperti membaca taurat, zabur, injil, dan al-Qur'an.
  5. Allah memberi pahala seperti shalat di Masjidil Haram, Masjid Madinah, dan Masjidil Aqsha.
  6. Allah memberi pahala seperti orang yang bertawaf di Baitul Makmur dan di mohonkan ampun oleh setiap batu dan cadas.
  7. Seolah ia mencapai derajat Nabi Musa as dan kemenangannya atas Fir'aun dan Haman.
  8. Allah memberinya apa yang pernah ia berikan kepada Nabi Ibrahim as.
  9. Seolah ia beribadah kepada Allah sebagaimana ibadahnya Nabi SAW.
  10. Allah mengaruniayinya kebaikan dunia dan akhirat.
  11. Ia keluar dari dunia seperti saat dia dilahirkan dari perut ibunya.
  12. Ia datang pada hari kiamat sedang wajahnya bagaikan bulan malam purnama.
  13. Ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari segala keburukan.
  14. Para malaikat datang memberi kesaksian untuknya, bahwa ia telah melakukan shalat tarawih, maka Allah tidak menghisabnya pada hari kiamat.
  15. Ia didoakan oleh para malaikat dan para penanggung jawab Arsy dan kursi.
  16. Allah menetapkan baginya kebebasan untuk selamat dari neraka dan masuk kedalam syurga.
  17. Ia diberikan pahala seperti pahala para Nabi.
  18. Seorang malaikat berseru, "Hai hamba Allah, sesungguhnya Allah ridho kepadamu dan ibu bapakmu".
  19. Allah mengangkat derajatnya dalam syurga Firdaus.
  20. Allah memberi pahala para syuhada dan shalihin.
  21. Allah membuat untuknya sebuah gedung dari cahaya.
  22. Ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap kesedihan dan kesusahan.
  23. Allah membuatkan untuknya sebuah kota didalam syurga.
  24. Ia memperoleh 24 doa yang dikabulkan.
  25. Allah menghapus darinya azab kubur.
  26. Allah mengangkat pahalanya selama 40 tahun.
  27. Ia dapat melewati shiratal mustaqin pada hari kiamat bagaikan kilat yang menyambar.
  28. Allah mengangkat baginya 1000 derajat dalam syurga.
  29. Allah memberinya pahala 1000 haji yang diterima.
  30. Allah berfirman "Hai hambaku, makanlah buah-buahan syurga, mandilah dari air salsabil, dan minumlah dari telaga kautsar. Akulah Tuhanmu, dan engkau adalah hambaku".

Monday, August 22, 2011

tinta merah kelabu

Menggurat kertas dengan tinta merah kelabu
Melukiskan paras hati yang terundung kaku
Mengaitkan bait demi bait, kata demi kata
Untuk mengungkapkan isi hati yang terdalam


Perasaan yang membuncah
Membuatnya terkurung tak berdaya
Meronta-ronta, mengemis-ngemis, mengiba-iba,
Dan merayu-rayu menginginkan cinta


Tapi kertas buram itu tak bisa bicara
Tinta merah kelabu seakan hanya mengiris jiwa
dengan kerruncingan matanya
Seperti akan mengancam untuk merobek lembaran cinta
Yang menyembunyikan harapan dan angan yang telah terpendam




03 November 2008

Wednesday, August 17, 2011

rindu tak bernyawa

jangan paksa aku berlari menjauhimu
membiarkan aku terjerat dalam kerinduan
menghempaskan aku pada kenyataan
akibat tertusuk duri yang sudah kau tanam

aku selalu melukis jingga pada senjamu
mengakatan cinta yang tak tersampaikan
menelan segala dusta dan kebohongan
melepaskan janji semu dengan air mata

kepada angin kubisikan namamu
kepada hujan kularutkan sakitku
kepada badai kukirimkan rasa cintaku
berharap sang surya sudi mendengar tangisku

tapi kau menitipkan luka ini padaku
kau pergi bersama ingkarmu
kau acuh dengan sikapmu
kau membawa seluruh cerita
menyisakan aku dengan ribuan keegoisanmu

biarlah ombak melepaskan sendu
merangkai alunan syahdu tanpa lagu
membungkus dusta yang menerbangkan jiwa
membuangnya ke dunia tak bernyawa

Friday, August 12, 2011

love at first sight

unyuuu gk sih judul postingan gue yg satu ini??? sebenernya sih judul sama yang mau gue tulis gak terlalu pas, tapi biar lebih gimanaaaa gitu dan males mikir juga *karna sekarang udah pagi buta* gue akhirnya memilih judul tersebut.

kalian pastinya udah bisa nebak apa yang akan gue omongin. yaaak. gue akan ngomongin "Tukang Urut" alias CINTA. lo tau kenapa gue pake istilah "tukang urut" yang sangat villager itu? karna gue dulu pernah denger dari temen gue: "cinta itu buta, dan buta itu identik dengan tukang urut". jadi cinta bisa diibaratkan sebagai TUKANG URUT. yaah lumayan kan ya dari pada gue ibaratin sebagai mak erot *lupakan*.

to the point aja, gue lagi suka sama seseorang. cerita begini udah pasaran siiih. tapi gak tau kenapa gue gemes banget sama nih orang. gue pengen kenal dia. gue pengen tau tentang dia secara langsung, bukan dari info yang gue liat di facebooknya *ketauan gue suka ngintipin facebook dia*. tapi seriuuuss gue pengen kenal sama lo.

sebut aja cowok itu dengan inisialnya yaitu AA. sepenangkapan gue setelah ngeliat foto-foto dia yang ada di album facebook, dia itu bukan anak bapak gue karna dia keliatan kaya anak yang agak bandel *berasa gue anak baik aja*. gue liat dia adalah perokok. dan yang paling waaw lagi dia di piercing/tindik di bagian bibir. gue gak tau itu beneran atau cuma tempelan. yang pasti gue yakin dia emang anak yang kelewat gahol gitu. tapi itu dia yang bikin gue jadi interested sama dia.

gak tau kenapa gue dari dulu suka sama cowok-cowok bandel tapi yang keliatan macho. dan gue ngeliat ada kemachoan didalam diri dia. gue suka banget sama gayanya dia mulai dari style pakaiannya atau waktu dia berpose. itu bikin gue jadi melting aabiiiisss.

sebenernya dia itu gak terlalu ganteng sih, tapi dengan kemachoannya itu dia jadi terlihat lebih dari kata ganteng. entah berapa susuk yang dia pake di seluruh tubuhnya. yang penting GAYAMU MENGALIHKAN DUNIAKU.

tapi gue terlalu malu untuk memulai, jadi semoga ada sebuah keajaiban supaya lo bisa nanya nomor hp gue duluan #ngareptingkatkapiten. yaaa senggaknya lo bisa nanya gue anak siapa atau nanya status gue apa, biar gue bisa deket sama lo #ngareptingkatjendral. intinya GUE SUKA SAMA LO #GaFrontalGaGaul.

mungkin lo emang gak akan baca postingan gue ini, tapi semoga Allah bisa mendengar jeritan anak imut ini. aaaammiiiiiiinnn.

nb: maaf kalo setelah baca ini kalian jadi buta warna karna kebanyakan warna yang gue pake